Prestasi yang berujung trophy alias penghargaan nampaknya begitu melekat dengan SMP Negeri 19 Surabaya. Ini bisa dilihat dari banyaknya piala yang menghias ruang utama pintu sekolah. Tak hanya piala yang terpajang dalam etalase, foto-foto saat penghargaan itu diterima baik secara perseorangan/siswa maupun untuk sekolah yang diterima guru atau pihak sekolah juga marak terpampang. Ini bukannya dimaksudkan untuk pamer, tapi kenyataan kalau sekolah yang beralamat di Jl. Arif Rachman Hakim 103 B Surabaya ini merupakan sekolah yang (siswanya) penuh prestasi.



Zaman sekarang ini …………………
Sungguh sangat memprihatinkan ………
Anak-anak yang berprestasi dunia Harus berjalan menyusuri setiap jalan raya 
Meminta sedikit uang pada mobil-mobil yang berjejer dilampu merah
Mereka terpaksa …………………
Hanya karena biaya sekolah yang jauh dari jangkauan tangan mereka


Banyak perbedaan di negeri ini
Kadang diatas, kadang dibawah
Berputar seiring berjalannya roda kehidupan
Tapi,... apakah ada yang peduli dngan negeri ini?,...
Apakah ada yang peduli jika negeri ini menangis?,....
Akankah negeri ini harus meraung-raung menahan malu?,....



Keluarga besar SMP Negeri 19 Surabaya mulai dari kepala sekolah, guru, staf dan karyawan, pelatih/pembina ekskul, pengemudi antar-jemput, pengelola kantin hingga guru-guru purna tugas, Sabtu (5/3) lalu melakukan tour bareng.


Guna menjalin kebersamaan sesama antar siswa, SMP Negeri se Surabaya wilayah timur mengadakan kemah kemitraan. Kegiatan ini berlangsung di SMP Negeri 30 Surabaya, Jumat-Sabtu (29-30/1) lalu. Adapun pesertanya adalah siswa-siswi dari SMP Negeri 17, SMPN 19, SMPN 23, SMPN 30, SMPN 35, SMPN 39, SMPN 45, SMPN 49 dan SMPN 52 Surabaya. Disini, setiap sekolah mengirimkan 16 siswanya yang terbagi dengan 8 siswa dan siswi. Dengan begitu, ada sebanyak 144 siswa-siswi yang tergabung sebagai anggota pramuka disekolahnya yang mengikuti kemah kemitraan ini.



Ekstra Kulikuler (eskul) memang merupakan kegiatan pendidikan non akademik yang menjadi sarana pengembangan kepribadian, bakat dan kemampuan siswa. Dengan menyelenggarakan eskul, sekolah tentu telah menyediakan pendidikan yang lengkap dari sisi akademik maupun non akademik.


Halo warga songolas, jumpa lagi di edisi Aksara yang kali ini mengulas tentang kegiatan eskul di SMPN 19 Surabaya. Judulnya, “Tapel 2015-2016, SMP Negeri 19 Launching 25 Eskul ”.

Ya, ekstra kulikuler (eskul) merupakan kegiatan yang ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuannya diluar bidang akademik. Nah, karena begitu pentingnya ekskul ini, SMP Negeri 19 Surabaya kembali mengadakannya untuk tahun pelajaran (tapel) 2015-2016. Kalau ditahun sebelumnya terdapat 21 eskul, untuk tahun ini ada 25 eskul, alias ada penambahan 4 eskul di sekolah yang beralamat di Jl. Arief Rachman Hakim 103 B Surabaya ini.



Membara Tanpa Bara. Dari kalimatnya saja uda bisa ditebak kalau judul berita diatas konotasinya adalah sebuah peristiwa atau kejadian yang didalamnya terdapat perilaku yang penuh semangat dan membara laksana api tapi tanpa api alias bara. Dan ini kayaknya nyambung banget kalau mau dikait-kaitkan dengan keadaan saat dimana Hari Pahlawan 10 Nopember 2015 lalu diperingati di SMPN 19 Surabaya. He,..he,..he,....


Halo sobat Aksara, aq mau urun rembuk untuk menulis di majalah Aksara ini. Meski sekedar tips yang bahannya banyak copasnya alias copy paste, tapi ulasan ini sangat mengena because perihal jilbab or hijab yang tak liat-2 banyak dikenakan siswi warga songolas. Mudah-2 an aja bener, dan bener-2 bisa merawat rambut berjilbab dan bukan malah merontokkannya, he-he-he,....


Hari libut telah tiba, Aldo mengajak teman-temannya untuk menginap dirumahnya selama 3 hari. Hari yang ditentukan pun tiba, Dodi dan Dido sudah membawa perlengkapan yang Ia butuhkan. Kebetulan ayah Aldo hendak pulang dari Belgia, Aldo berpesan kepada ayahnya agar Ia membelikan coklat untuknya dan kedua temannya. Malam harinya, Ayah Aldo sudah pulang, sesuai janji Ayah Aldo membawa 3 coklat untuknya.


Suara merdu menyita perhatian seluruh warga panti asuhan malaka ternyata berasal dari Olin gadis pecinta biola. Ia mewarisi hobi neneknya bermain biola dan sekaligus biola emasnya juga warisan neneknya. Semua bakatnya didukung oleh warga panti termasuk sahabatnya Windi.

“Hentikan tolong hentikan” sergah Sophie tak tahan melihat sahabatnya terluka. “Tolong hentikan”, tidakkah kalian berpikir perasaan Tarish?,. Apa salah dia hingga membuat kalian menyiksanya?. Atau kah terlalu kurang penderitaan yang Ia rasakan,?”.